Kamis, Mei 28, 2009

tugas translate

Sebuah Studi Kasus
dari Guru – Guru Mengenai Pelajar – Pelajar Berbakat.
Peralihan dari Menentukan Latihan ke Menggambarkan Pelaksanaannya.

By : Ben Graffam
University of South Flourida.

Abstrak
Dua orang guru patut di contoh oleh pelajar – pelajar berbakat. Dimana belajar untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik, baik itu melalui latihan dari guru dan guru juga berpikir mengenai latihan itu. Melalui pengamatan secara luas dan didalam wawancara, disini guru mempertunjukkan dan membicarakan kualitas mereka untuk hal – hal yang diperlukan karena mendidik pelajar – pelajar berbakat. Meskipun masing – masing memiliki pengalaman memimpin jenis kelas yang berbeda, keduanya menyatakan dengan tegas.
a. Mengajar pelajar – pelajar berbakat diperlukan pembingkaian masing – masing individu dan pengelompokkan seluruh pelajar secara bersamaan, dan
b. Bahwa garis edar seseorang berakibat untuk menjadi guru pelajar – pelajar berbakat adalah penting.
Secara signifikan adalah masing – masing cara ini guru – guru mengasimilasikan dan menggabungkan beberapa ide – ide yang resmi tentang pendidikan berbakat. Jenis pendidikan ini jarang kami temui di kesusastraan. Tetapi mungkin untuk guru – guru tidak berharga–pemeliharaan guru atau guru itu sudah siap bekerja–siapa ingin memperbaiki keterampilan mereka dalam bekerja dengan pelajar – pelajar berbakat.
Di babnya pada guru – guru pelajar – pelajar berbakat, Croft (2003) menulis : “mengisolasikan sifat kompetensi unik keefektipan guru – guru yang berbakat adalah sebuah tantangan. Banyak sifat yang melukiskan dalam penelitian di pendidikan berbakat. Berhubungan sampai ke sifat kebutuhan untuk mengajar yang manapun sukses.” (p.560). Dia berhak menceritakan kepada kami yang diperlukan dan dikembangkan oleh pembelajar berbakat. Dalam bidang keterampilan bahwa guru di pendidikan umum tidak memerlukannya. Dia melaoprkan penelitiannya itu (e.g. melihat Hansen dan Feldhusen, 1994) bagaimana menunjukan persiapan yang lebih spesifik untuk mengajar pelajar – pelajar berbakat ada hal – hal yang diperlukan sampai mencapai keberhasilan mengajar di ruang kelas itu.
Di kertas ini berharap untuk membawa Croft’s (2003) mengatakan satu langkah lebih lanjut : di urutan untuk guru pembelajar berbakat disiapkan secara efektif karena akan mengajar di kelas itu, penelitian yang lebih deskriptif “ahli” untuk diadakan kebutuhan guru – guru. Resep dan daftar karakteristik tidak dapat buatan seorang guru. Tampaknya, perkumpulan itu memerlukan penggambaran secara prkatis yang dapat di jumpai untuk yang akan dating dan guru – guru selanjutnya sama. Sebagai model latihan yang lebih baik. Tanpa model seperti itu, ini adalah resiko jatuhnya kedalam masalah Tomlinson et al.(1994) memperingatkan : mengabaikan kreatif pelajar berbakat, pengertian sempit dari perbedaan dan instruksi, serta sebuah”dangkalnya strategi yang baik untuk menjawab perbedaan akademik.”(p.111)

Menempatkan pencarian untuk penggunaan
Informasi yang ditimbulkan dari surat kabar ini menggambarkan suatu ruang kelas yang istimewa untuk memulai berlatih dengan pembelajar berbakat. Baik gambaran cerita guru A maupun penggabungan pikiran dari guru A dan E. Menegaskan keperluan untuk memenuhi syarat untuk jadi guru di kelas berbakat. Penelitian ini tanda permulaan database itu menggambarkan definisi latihan yang patut di contoh dan dipakai oleh guru pembelajar berbakat. Database seperti itu dapat membantu suatu daerah untuk percobaan pelatihan guru untuk bekerja dengan pelajar – pelajar berbakat ; juga dapat menjadi bagian pokok karena membantu guru memulai mengembangkan di program perguruan. Metodologi yang dipakai disini dengan mudah dapat dilaksanakan tanpa latihan besar dipenelitian akademis, demikian membuat proses studi ini dapat dicapai oleh hadirin dan dari perkumpulan peserta. Diharapkan dari guru – guru yang berlatih – baik di kelas biasa maupun di ruang kelas berbakat. Sebagai gambaran metodologi disini untuk menolong mereka agar mengerti dan sebagai model yang baik untuk kami menyajikan pelajar – pelajar berbakat.

Latar belakang
Perkumpulan nasional bagi anak – anak berbakat, daftar pengumuman untuk 2003 memperinci 35 teks utama. Beberapa tema muncul, memasuki pertengahan sekolah filsafat, strategi belajar bekerjasama, program evaluasi, dan bidang politik yang menanggapi program pembelaan baik local maupun badan perwakilan nasional. Disana ada buku – buku tentang sifat pelajar – pelajar berbakat dan kesulitan – kesulitan (dan mudah – mudahan kegembiraan) menjadi orangtua dari seorang anak berbakat. Masih, satu – satunya buku diatas daftar dengan fokus pada guru pelajar – pelajar berbakat adalah sesuatu atas perkembangan staf. Dalam penerbitan NAGC pun, itu adalah langkah bahwa kami mendapat kesempatan untuk membaca tentang kualitas dari guru – guru pelajar – pelajar berbakat.
Sebenarnya, untuk menjadi guru – guru pelajar – pelajar berbakat kelihatannya kurang dapat menggambarkan kesusastraannya. Dari Leta Holling Worth Onword, bidang ini mempunyai :
a. Bekerja untuk menciptakan kejelasan dan ketentuan – ketentuan berbakat yang dapat diterima.
b. Yang harus dikerjakan secara luas adalah mengenai sifat dari pelajar – pelajar berbakat.
c. Menciptakan banyak sekali kesamaan itu dapat meragukan kecerahan pemikiran.
d. Mapan, jelas dan sangat kuat (meskipun sayangnya tidak selalu berhasil) jalan besar untuk pembelaan pendidikan berbakat, dan
e. Memperkebangkan metodologi karena mengajar pelajar – pelajar berbakat.
Tetapi sudah ada penelitian relative kecil yang mengajar dibidang itu mencoba memahami.
Pollock (1996) melaporkan sebuah studi kasus dimana dia membuntuti seorang guru selama sebagian besar tahun pada penciptaan kembali karir mengajarnya. Dia sudah menjadi seorang guru / administrator selama 14 tahun, tetapi sekarang dari waktu pertama, adalah seorang guru pelajar berbakat. Meskipun langkah dijurusan benar, kebanyakan studi memperinci cara seorang guru baru sampai lingkup mirip seorang guru baru sampai ke profesi. Pollock tidak memperlihatkan kepada kami sepertia apa untuk emnjadi seorang guru yang berbakat. Sebernanya dia kurang mampu dengan pelajaran ini, kasusnya baru saja mulai dikerjakan disana. Miranda dan Landmann (2001) juga melaporkan studi kasus guru, meskipun menjadi jelas bahwa guru ini adalah sebetulnya seorang guru berbakat dan seorang guru berbakat tidak seperti itu. Ini tidaklah untuk menjadi “kritis” kami membutuhkan guru lebih banyak seperti Rick Landmann. Tampaknya, mengatakan hal ini kepada kami agar merasakan perlunya membuat cara sepeti ini dari cerita yang ada seperti yang biasa dilakukan sebagai model untuk calon guru dan yang sekarang guru – guru berbakat.
Menariknya bahwa kasus guru seperti itu tidak lazim lagi, karena metodologi studi kasus itu sering berbekas di pendidikan berbakat. Bulan (1991) menyebutkan beberapa studi : dijangkauan perkembangan dan urutan kurikulum bahasa sastra, memperkembangkan perbaikan system diidentifikasi, pada pelajar – pelajar berbakat. Dengan berlipat ganda rintangan – rintangan dan tentu saja atas kasus badan pertumbuhan tunggal seorang pelajar – pelajar berbakat. Tetapi, tak satupun dari dia yang menyebutkan alamat seorang guru yang berbakat.
Greene (1987) menulis bahwa peneliti perlu menemukan jauh lebih kualitatif yang menggambarkan pengalaman seorang guru. Coleman (1994) mendekati Greene’s tantangan baginya fenomena pemeriksaan Alex, guru di program bakalaurent internasional. Coleman mengamati dan mewawancarai Alex selama dua minggu musim panas dimana Alex mempunyai program mengajar filsafat pada 20 orang mahasiswa berbakat. Menggunkan wawancara diri, pengamatan peserta,dan wawancara informal Coleman’s belajar memberikan kami dengan sebuah pengertian pengalaman mengharukan “badan guru” dari pelajar – pelajar berbakat. Disatu penerimaan yang benar –benar lincah kata Alex’s dan analisa Colema’s berdiri di jajaran dan menyusun pengalaman mengajar. Dengan klata lain, kami melihat Alex yang mana melakukan dan kami dapat membaca apa yang dikatakan Alex tentang yang dilakukannya.
Bagaimanapun, eksplorasi seperti ini adalah pengecualian. Galagher’s teks, mengajar anak berbakat (1964), tidak mempunyai bab dan hanya satu daftar indeks tentang referensi guru berbakat. Piirton (1999), Van Tassel – Baska dan little (2003), serta Davis dan Rimm (2004). Mereka langsung membuat teks penting terhadap sifat dari individu berbakat dan cara kurikulum bisa mencapai mutu mereka. Apa ada yang bebas, bagaimanapun dan deskripsi tentang sibuk latihan, mempertunjukkan bagaimana isi itu bisa disampaikan.
Dalam kejujuran, tekanan istimewa atas pelatihan guru – guru yang berrbakat dianjurkan mengikuti pendidikan berbakat (Hasen dan Feldhusen, 1994). Saya sudah terlibat dengan gelar Master’s dalam program pendidikan di University of South Florida selama 5 tahun, dan program kami adalah praktis. Menggunakan program mengajar keterampilan. Kebanyakan kami berurusan dengan guru muda yang ingin bekerja dengan pikiran cerah. Dan oleh sebab itu, pendekatan yang akan memasuki sampai ke tahap pelatihan sifat ini dan yang diperlukan pelajar – pelajar berbakat. Guru yang berhasil melakukan keahlian mereka jadi model yang tidak dilakukan di dalam, karena kekurangannya kualitas model. Sewaktu mereka muncul, secara umum mereka diperkenalkan melalui data menurut angka mengental/meninjau hasil (Archambault, et.al.,1993; Chan, 2001; Pabrik, 2003), daripada deskriptif teks sekarang ini kenyataannya guru itu pengalaman didalam kelas.
Di edisi baru saja guru dari pendidikan itu (Cassady dan Mullen, 2001) tiga pertanyaan yang tidak terbatas ialah menanyakan pemimpin yang menonjol dari pendidikan berbakat. Dari tiga pertanyaan itu, beberapa detik kelihatannya banyak yang mencocokkan dari menjelajahi sifat lebih langsung sampai gagasan dan kebiasaan guru – guru yang berbakat : “jika anda dapat mengenali inti yang tidak bisa dibicarakan, pendapat ahli diri anda, pengetahuan yang mana atau keterampilan yang sebaiknya dimiliki semua guru mengenai pendidikan berbakat dan pelajar-pelajar bebakat.?” (p.168)
Respondent – Gallagher, Kaplan, Reis, Renzulli, Tomlinson, dan Van Tassel – Baska menegaskan guru – guru itu membutuhkan bakat untuk menjadikan pelajar – pelajar agar penuh gairah dan mempunyai kemampuan untuk menggambarkan dan sifat yang mengagumi pengetahuan. Guru ini perlu mempunyai daftar sandiwara untuk memenuhi keterampilan yang dapat dimengerti dan mempelajari gaya setiap individu pada waktu bertemu kepala mahasiswa mereka. Jawaban terkumpul dapat memberi pengertian apa yang diharapkan oleh pemimpin atau dari ketiadaan dari karakteristik ini.
Yang mana kumpulan studi ini, waktu itu adalah keperluan untuk menyelidiki sifat beberapa guru ini lewat observasi dan wawancara. Pendapat luar tentang siapa mereka ialah apakah mereka mempunyai pengalaman mengajar di dunia berbakat itu, dan bagaimana tugas tertentu itu yang berarti pada jiwa memberi mereka akan menampakkan baik kebidang bakat maupun pendidikan guru. Melihat bagaimana guru ini bergaul dengan bakat pembelajaran untuk membedakan kesamaan mereka ialah pengantaran akan membolehkan pengertian perhubungan yang lebih dalam untuk itu guna mengetahui tentang bermacam – macam. Secara berimbang, pengamatan dan wawancara ini akan membolehkan guru mengamati juga menggambarkan atas keterampilannya sendiri dan karakteristik, menyediakan kendaraan untuk pertumbuhan profesionalnya sendiri.

Metode
Studi kasus (Merriam, 1998; Adil, 1995) adalah cara istimewa mendapatkan konteks pengertian yang lebih mendalam, pengalaman spesipik, dan interaksi buatan itu diatas hidup manusia. Mereka membolehkan pandangan di kelompok khusus, tergambar dari penelompokkan kelas, untuk mengungkapkan kualitas kelas itu kepada pembaca. Protocol studi kasus yang dikembangkan oleh Adil dan Merriam menyebabkan seleksi sebanyak dua orang guru pelajar – pelajar berbakat, kedua diantaranya yang di calonkan oleh kawan sebaya dan pengawas mereka yang sepatutnya dicontoh. Sesutu diantaranya guru berbakat dari tahun ini untuk Negara bagiannya, serta orang yang di tunjuk di National teacher’s Hall of Fame. Yang lain sudah bekerja untuk local, nasional dan penghargaan internasional juga, karena memperkembangkan program untuk mahasiswanya dapat menerima dan mengirim pesan ke dan dari orang yang pergi mengelilingi dunia. Sebab lain karena memilih guru ini adalah bahwa masing – masing mengajar dari bingkai berbeda : salah satu hal yang memperkaya adalah program guru berbakat, yang lain yaitu program akselerasi akademik. Itu penting untuk dicatat, yang saya tahu dari keduanya itu sebelumnya dari permulaan studi itu, sebagai teman dan rekan kerja untuk 5 tahun ke depan.
Sekarang ini adalah studi penjajakan, ialah membuat keputusan untuk bekerja dengan satu orang guru yang baru – baru ini sudah pension dan yang masih di ruang kelas. Seleksi ini membolehkan penjajaran sebanyak dua bentuk pengumpulan data, satu diantaranya mewawancarai dan salah satu dapat merealisasikan (Jane Sick, 2000) data wawancara lewat pengamatan. Dokumen ruang kelas – handout, jurnal peserta dan jenis penilaian itu dapat hal – hal yang perlu dimengerti bagaimana pergaulan guru dengan pelajarnya (Cress Well, 1998) juga dikumpulkan.
Hasil pengamatan dari dua helai formulir : 2 jam kunjungan resmi di ruang kelas sama sekali tidak membayangkan hari bekerja. Yang kedua tugas latihan pengamatan (Merriam, 1998; Adil, 1995; Tedlock, 2000)maupun anggota aktif peneliti (Angrosino dan De Perez, 2000) dipakai. Dalam masing- masing tugas, fungsi peneliti di ruang kelas, dan guru dapat menganjurkan mahasiswanya atau penelitian berinteraksi. Ini membolehkan koneksi diantara peneliti dan peserta bahwa itu adalah berharga karena mengubah data jadi cerita (Wolcott, 1999).
Metode koleksi data kedua, panjangnya wawancara adalah “satu metode yang sangat kuat dalam kualitatif pabrik persenjataan itu”. Jalur masuknya informasi berhubungan dengan tidak melanggar kebebasan pribadi diri peserta. Cara luar biasa membuka kategori – kategori dan orang menggunakan asumsi untuk membuat dia berarti berada di dunia (Mc. Cracken). Wawancara panjang membolehkan latihan untuk mengatakan ceritanya sendiri dalam ucapannya sendiri yang relative tidak mengurung konteks. Ini juga membantu kode pewawancara dan dipakainya bahasa pasar oleh peserta. Sekali lagi membolehkan wawasan yang menolong balik data ke dalam deskripsi cerita (Wolcott, 1999), dua wawancara panjang dengan masing – masing peserta dan diadakan salah satu dari keduanya.
Mengikuti Seldman (1998) protocol, wawancara pertama adalah wawancara sejarah hidup, penumpukkan dilator belakang peserta dan hubungannya untuk mengerti bakat, mengajar dan berbicara di depan umum. Wawancara kedua yang dipusatkan pemberian pertemuan menjadi seorang guru pelajar – pelajar berbakat. Wawancara finalnya dimana guru baik adalah hadiah, menjelajahi bagaimana menjadi seorang guru pelajar – pelajar berbakat maupun memberi perseorangan yang special sampai kehidupannya berarti.
Semua wawancara telah tercatat, tetapi daripada mencatat masing- masing secara singkat kata-untuk-model kata, beberapa kali mendengarkan radio masing-masing, dan kemudian menuliskannya dalam bentuk singkat (Krueger & Casey, 2000). Penyingkatan informasi yang tidak diperlukan seperti itu diperbolehkan untuk disingkirkan dalam wawancara teman secara terpisah. Pemendekan ini mengajari peneliti dengan susunan dan bunyi pembicaraan. Masih dipebolehkan untuk mengambil banyak penyusunan kata-kata persis gagasan pokok. Kemudian wawancara masing – masing dapat dibawa bersama seolah – olah ketiganya hanya satu, data yang diberikan memungkinkann seorang guru berkata seolah-olah setiap harinya dimana mengajarkan pengalaman, tampaknya daripada memisahkannya ke dalam Seidmen’s (1998) tiga tahap. Cita – cita seharusnya menjelajahi metodologi bahwa menampakkan dan memberikan sifat guru bekerja untuk pelajar – pelajar berbakat, strategy wawancara ini masuk akal.
Data ialah analisis dari proses perbandingan interaktif dan mempertentangkan elemen dari wawancara ke elemen – elemen pengamatan (Krueger & Casey, 2000; Merriam, 1998; Adil, 1995), Patton’s (1990) analisa untuk kasus wawancara membolehkan pengelompokkan kedua jawaban peserta. Penjajaran ini penting karena berbeda bingkai membawa mereka ke ruang mereka; memberikan mereka seperti memiliki kasus yang terpisah antara gambar yang terhubung dan tidak ada pertunjukan. Penjajaran ialah menetapkan kode sekitar bangunan (Patton) : perbedaan, percepatan, akademik, pemerkayaan mahasiswa, dan peningkatan diri. Sedangkan yang diminta disini yaitu mendengarkan yang kemudian menganalisis data.
Analisa adalah proses terus – menerus. Dilain kata, distilasi wawancara segera terjadi, setiap sesuatu selesai ditulis, dan yang ini dibandingkan dengan distilasi – distilasi untuk pengamatan. Misalnya, penerimaan guru A yang menyatakan kedatangannya di sekolah sekarang : “kapan saya memperoleh mufakat disini, bahwa guru disini ingin agar saya menjadi intersif, akademis sehari-hari dan kami tidak ingin anak kami di sokong dari kelas bermain. Tapi mereka menghendaki supaya saya mengganti akademik mereka dengan akademik lain”, disini lebarnya konseptualisasi akademik dimana terharu oleh lingkungan sekolah; oleh karena itu tanda dari kerjasama dapat dibedakan. Sekarang adalah waktunya mensejajarkan dengan mengajar sebenarnya (melihat 2 pengamatan) itu menjadi selesai bahwa kode penetapan perlu berganti.
Karenanya beberapa kode darurat (Patton, 1990), membantu mengatur wawancara dan pengamatan data, kategori mereka ke dalam bagian – bagian berikut : perencanaan; mahasiswa terpilih; perbedaan dan kekompakan serta identifikasi mempelajari gaya dan lingkungan. Dengan begitu, tetap ada dan menimbulkan pengertian pengalaman dari dua orang guru ini agar tetap tumbuh.
Itu adalah penting bahwa akhir produk menggambarkan kata itu dan pikiran peserta, oleh sebab itu banyak tempat yang tersedia untuk mereka seorang diri disini. Tidak ada pelajaran penelitian, atau di metode penelitian kualitatif yang manapun, banyak yang lebih penting daripada suara peserta. Cerita mereka diminta, dan oleh sebab itu cerita mereka sebaiknya dikatakan. Karena ini, cek anggota (Janesick, 2000; LeCompte & Schensul, 1999) dipakai baik untuk wawancara maupun pengamatan data. Cek ini memerlukan destilasi peserta wawancara ulang dan pengamatan serta mengomentari ketepatan, kekenyalan, dan isi. Peserta malah iperbolehkan untuk meninjau kembali dan memberi komentar akhir kertas tiruan ini sebelum mematuhi pengumuman.

Peserta – peserta itu.
Kedua guru saling berbagi banyak cirri yang menjadikan mereka guru unggul bagi pelajar – pelajar berbakat. Bersahabat baik, tergugah maupun penuh tenaga dan keahlian (Sisk, 1989) diperlukan di ruang kelas berbakat. Mereka mewakili lebih banyak dari 55 tahun pengalaman mngajar. Masing – masing mendapat gelar Master di pendidikan istimewa atau berbakat; masing – masing di awal posisi karir, berbakat dalam membantu mendirikan program baru yang di dahului daerah sekolah. Pentingnya peranan guru A, sebuah kelas akademik yang dipercepat, yang dipusatkan pada matematika dan sastra bahasa. Guru E mengawasi kelas pemerkaya kreatifitas, dinyalakan disebrang spectrum kurikulum, tetapi tidak sempurna oleh parameternya. Dimana hanya ada kedua guru berbakat di sekolah mereka, dan keduanya bekerja di tempat yang sama, sekolah di Florida tumbuh dengan pesat.
Pada saat pelajaran ini (2003 - 2004), daerah terdiri atas mahasiswa putih sebanyak 60,6%, orang Amerika hitam sebanyak 22,5%, 14,3% Hispanik, 1,1% Asia, dan 1,5% multirasial, sedangkan Negara bagian mempunyai 50,6% Whites, orang Amerika hitam sebanyak 24,1%, 21,0% Hispanik, 2,0% Asia, an 2,3% multirasial. Di daerah dimana guru ini bekerja, tak ada program mngesampingkan pendidikan berbakat menetapkan garis pedoman untuk diikuti daerah luas, dan sekolah disana menawarkan yang menarik ke luar, dapat berdiri sendiri, dan dimasukannya model karena melayani pelajar-pelajar berbakat mereka. Beberapa yang menawarkan model konsultatif, dimana seorang konsultan berbakat mengerjakan dengan guru sekolah yang lebih baik daripada dengan mahasiswa. Beberapa sekolah mendasarkan mereka di tempat servis dalam mempercepat akademik yang diantarkan lewat kurikulum sekolah, sedangkan orang lain membolehkan gurunya yang berbakat mendesainnya atau memprogramnya sendiri, secara gratis dari keterbatasan kurikuler. Pada saat studi ini, guru diruang kelas dasar dimana mereka memimpin menarik keluar program pembelajaran berbakat, meskipun guru A mempunyai peranan penting terhadap suatu kejadian sebuah ruang kelas berbakat yang berdiri sendiri, beberapa orang di tahun sebelumnya.
Untuk guru di pelajaran ini, mahasiswa tiba di ruang kelas mereka beberapa waktu berbeda minggu, disesuaikan dengan batas jadwal didikan oleh mereka dan wali kelas. Secara umum ini sama dengan ke 7.5 jam – jam waktu kontak seminggu, per mahasiswa bagi guru A, dan sekitar 6 jam seminggu, per mahasiswa untuk guru E.
Guru A bertanggung jawab atas mengajar sastra bahasa dan matematika untuk bakat pertama dan melalui lima penilai; tambahan, baru – baru ini memperkenalkan dan melayani dua yang sangat berbakat di taman kanak – kanak sebagai perkenalan untuk programnya. Mahasiswa dikelasnya menerima angka untuk seluruh karya akademis mereka, dan mereka pelu memelihara derajat tertentu, janji dan prestasi untuk tetap di programnya. Selama masa wawancara dan pengamatan saya, dua orang mahasiswa diberhentikan dari program. Sekolahnya hanya mempunyai pendaftaran diatas 400 pelajar – 58% putih, 27% Amerika hitam, 10% hispanik, 2% Asia dan 3% multirasial – dan yaitu satu taman kanak – kanak terakhir lewat 5 tingkat angka lingkungan sekolah di daerah. Tidak seperti sekolaah guru E, yang mana mahasiswa naik bis dari jauh, mahasiswa di sekolah guru A tinggal di dekat. Bagi guru A, melayani pembelajaran berbakat di program akademis bermaksud mengantarkan hal yang bersifat umum dari kurikulum sekolah, gagasan dan meningkatkan tantangan dan kekerasan, seringkali diantara 2 atau 3 level diatas tingkat kelas meraka berdiri.
Guru E mempunyai pendaftaran sekolah sebanyak hampir 650 orang mahasiswa : 70% putih, 18% Amerika hitam, 6% hispanik, 5% Asia dan 1% multirasial. Dia melayani mahasiswa dari pertama lewat 5 tingkat angka di spectrum luas subyek dan topic. Sebagai menuntut diri, menarik keluar pemerkayaan guru, dia melihat sebagai cita – citanya kekumpulan semangat dibawah mahasiswanya dan menyuruh mereka untuk menjelajahi disisi yang lain tembok ruang kelas dan batasan – batasan kurikulum. Dia tidak diperlukan untuk mengikuti sekolah kuikulum, atau dia mempunyai untuk pencocokan diri dia dengan mengajar bidang subjek inti yang manapun. Ketika dia membedakan perhatian mahasiswa, dia bebas menjelajahi bahwa banyak sekali cara dan tema tahu penuh yang bertahan panjang membantu mengatur belajar bahwa belajar itu cukup sering, melahirkan mahasiswa. Sebagai seorang guru pemerkaya, dia melihat sebagai tugasnya untuk memperdalam pengejaran pembelajaran pengetahuan sedangkan secara bersamaan memperluas jangkauan siap daya cipta, menemukan bahan yang asli. Saat tantangan dia membawa akselerasi ke mahasiswanya, dia tidak memberikan kelas tapi hampir saja berbicara dengan kedua orangtua mahasiswanya.

Hasil – Hasil
Hasil yang diberikan disini termasuk tiga pengamatan latihan dan perkataan guru yang digabungkan dari ketiga wawancara, secara pengaturan tema di beberapa kasus, saat dari wawancara digabungkan dengan pengamatan ruang kelas, menghubugkan pemikiran dan perbuatan. Karenanya, mengingat dialog dari pengamatan, tercatat dan terbuatnya dialog. Dengan kata lain pengamatan ini ialahcerita fiksi (Wolcott, 1999) untuk membolehkan lebih banyak memusatkan pikiran pada maksud pelajaran dan guru. Ini tidak juga berarti apa yang diberikan disini tidak terjadi. Kebalikannya, semua peristiwa di masing – masing pengamatan terjadi di ruang kelas guru A, meskipun guru tertentu/penukaran mahasiswa sudah mungkin terjadi dalam hari-hari. Disini, cerita fiksi berarti bahwa mahasiswa berbicara dan guru membawakan cerita untuk mengatakan hasil akhir gambaran dan pengalaman guru ini. Wolcott benar masa, tetapi fiksi itu tertinggal di kertas kerjaberucap kejujuran dan mempresentasikan pengalamannya dari pengamatan dan juga memberikan pengertian dari pencariannya dan peserta.

Mempelajari Gaya dan Lingkungan
Karena guru E pensiunan, mustahil mengunjungi ruang kelasnya. Tetapi, kata kolega yang merekomendasikannya untuk pelajaran ini bahwa kamarnya adalah “hidup dengan belajar”. Itu bagus, seorang guru yang menyusun pengalaman belajarnya atas pemerkayaan dan daya cipta mungkin akan visualisasi dan membuat ruang kelas beda daripada seorang guru yang menyusun pengalaman belajarnya pada akademik.
Masih saja, segalanya tentang ruang kelas guru A yang memesan lebih dahulu kekayaan yang sudah pasti membawa mahasiswanya melewati akdemik belaka. Salah satu filsafatnya ialah bahwa waktu mahasiswa mendapat tugas dari mereka melindungi penemuan sendiri dengan mempelajari kesempatan.
Kalau mereka terhanyut dari dalam ruang kelas guru A, mata mereka tidak bisa memandang jauh dengan tidak menjelajahi untuk menarik media. Poster orang terkenal, peta magnetic Negara bagian, contoh system keuanagn, puluhan karya seni yang di ciptakan oleh mahasiswa, skoleksi banyak fosil dan artefak alami, serta buku dalam pandangan hampir ada disetiap jurusan. Mungkin ini adanya respek dari guru A terhadap pemerkaya keduanya dan gambaran dalam mempelajari akademik.
Setiap guru sering berbicara “Pernikahan” akadmik dan pemerkayaan sebagai cita – cita dan bagaimana dibuat masing – masing mereka mempunyai elemen kedua dikesempatan belajar mereka. Masing – masing juga teruji bagamana perkawinan ini tidak terjadi dalam ruang kelas mereka tahu dan sudah terlalu sering naik mobil untuk pertanggung jawaban yang distandarisasi memaksa sekolah untuk berfikir mereka memerlukan sesuatu atau yang lain, tidak keduanya.
Guru E : saya mencoba mempunyai ruang kelas yang mengharukan, tak ada yang duduk : interaktif, sama – sama menanggung, hanya tidak pernah duduk bermalas – malasan. Lalu saya dapat ikut perkalian kecerdasan saya dengan semua proyek kami sedang dilakukan. Saya merasa bisa mencapai 9 dari 10 orang anak cara saya ini. Menggunakan tangan dengan dibanyak anak ini penting. Memakai musik sangat penting. Saya memainkan musik terus, dan jika saya lupa menggairahkannya maka mereka mengingatkan saya. Membantu membuat badan terlibat. Sesuatu [proyek sepertiapa yang nampak diruang kelas saya] waktu kami mempunyai aktivitas dimana kami mengambil bahan yang didaur ulang dan kami membangun kota. Anda tahu, anda masuk dengan berbagai macam barang orangtua mereka sudah berkumpul, dan kami membangun kota. Gedung, rumah, jalan, segalanya yang kan menjadi sebagian kota, dari bahan yang didaur ulang. Saya hanya melakukan yang satu ini.
Guru A adalah seorang pnggemar berat daya cipta Renzulli’s dan gagasan janji tugas. Saya suka akan hal itu, tetapi saya juga berat di produk. Kami mengukur tetapi kami juga belajar tergesa – gesa di isi, tetapi karena saya bekerj dengan anak yang melumpuhkan belajar panjangnya usia, saya sangat focus diproses dan baimana orang belajar ketrampilan. Oleh sebab itu saya berusaha menemukan di luar bagaimana masing – masing anak belajar efisien. Beberapa anak bisa berkembang sangat berbeda jenis perasaan tetang gaya belajar mereka sendiri dan baimana mereka diperlukan. Pergi, dan perapian mengental dibawah ini oleh sebab itu mereka mau pergi kesana.

Perencanaan
Kedua guru menetapkan perencanaan sangat tinggi di atas daftar mereka dalam berlatih untuk keberhasilan. Masih, kedua mempunyai gambar yang sangat berbeda karena merencanakan kerja mereka. Sesuatu micromanages, terlihat di kelasnya seminggu pada waktu yang sama, sedangkan yang lain datang di merencanakan dari posisi macromanaging, penumpukan di seluruh tahun itu. Pilihan ini kelihatannya terdapat dari visi mereka mempunyai tugas mereka, dengan makro-manajer fokus atas tugas holistik berkembang kreatif, kritis, dan memperkaya aspek belajar baginya mahasiswa simultan, sedangkan mikro-manajer melihat yang aspek itu sama secara mandiri dibangun lewat tantangan akademis. Dalam dua pandangan ini, tetapi, masing-masing melihat itu perlu memasukkan organisator grafis ke dalam perencanaan mereka untuk menolong mahasiswa mereka memusatkan pikiran pada tugas di tangan.
Meskipun bwertahun – tahun mereka bekerja sbagai guru, keduanya secara terus – menerus pada tahap bentuk mengajar, itu tidak benar tidak pernah ada rencana atu proses akan berjalan bagi setiap pelajar atau setiap guru. Dan, pengembalian apa yang dilakukan oleh mereka di dalam kelas-unit, pelajar maupun dasar kerja sehari – hari. Jadi, mereka selalu menciptakan kembali sendiri. Seperti itu awal penemuan sampai mencapai berhasil lebih mudah disimpan mereka dan memebolehkan mereka berkarir panjang samapi masih merasa bergairah.
Guru A : saya menentukan minggu ini saya di malam minggu, sampai merencanakan aktivitas dan berkesempatan belajar, dan sehari – hari saya memperbaharui, sampai mencapai hari keberhasilan. Saya tiba di sekolah 45 menit sebelum waktu kontrak, ini adalah sejenis waktunya diam bagi saya untuk menumpukkan dan mendapat hari dimana saya merasa siap. Kelas saya dimulai 15 menit pada saat cuaca panas, dan lalu 15 atau 20 menit mnunjukkan aktivitas bahasa, yang mungkin induktif maupun deduktif berkeputusan pelajaran, dan lalu 15 menit penguatan.
Guru E: perencanaan keadaan renacana besar saya melibatkan tema besar selama tahun penuh. Tema ini diambil dari jenis - jenis mencurahkan gagasan-gagasan di musim semi tahunan selama tahun berikutnya. Isu besar mereka: bepergian, air, misteri, waktu, membahayakan spesies, kamu tahu. Lebih musim panas saya akan mulai mengangkat barang dan menaruhnya di sebuah kotak besar. Setiap tahun berbeda, and saya mesti menulis kurikulum saya sendiri. [dalam tahun] saya menemukan, meskipun, bahwa bisa dilakukan saya cukup baik di 3 minggu tambahan, memaksa kesatuan-kesatuan dan rencana-rencana saya berselang-seling disitu ada bingkai waktu. Tentu saja, saya tidak pernah dapat tema ulangan di pergiliran 5 tahun, sejak dimana semua anak berhati-hati sekaligus.
Guru A : saya mengisi muatan Senin, Selasa, dan rabu [dengan kerja] dan menjadi cerah Kamis dan Jumat. Dalam mengukur waktu saya akan memberi [mahasiswa] tugas akhir minggu di Senin dan membiarkan mereka mengutamakan kerja mereka sendiri untuk minggu. Saya akan menaruh [pilihan ini] di dewan. Saya berusaha mempunyai penemuan yang berbeda metode untuk penyelenggara kerja karena saya tahu benar cara saya, meskipun bekerja untuk saya, mungkin tidak bekerja untuk semuanya.
Guru E: salah satu tugas yang harus saya lakukan setiap hari ialah mengatur di dewan di mana masing-masing anak mempunyai ke pada masa hari yang mana. Dilakukan saya bahwa untuk kebaikan saya, tapi anak berpikir hebat: Mereka tidak mempunyai pemikirkan kearah situ atas dasar sehari-hari.
Guru E: tantangan adalah banyak, tetapi tahun sewaktu satu studi penuh membuatkannya cara baik untuk rencana. Membolehkan saya untuk menaruh ke dalam kurikulum sekarang seperti logika deduktif yang berpikir yang kritis. Setiap hari mempunyai beberapa aspek berpikir, daya cipta, dan tema dari tahun. Dan, kami akan mencoba mengintegrasikan mereka agar besama-sama, sama sekali tanpa satupun aktivitas adalah sesuatu saja memisahkan.
Pengamatan dari latihan pertama.
Guru A bekerja, selama berhari-hari dari pelajaran ini, memusatkan sebagian besar pikiran pada ilmu yang pasti, oleh sebab itu pengamatan disini akan mrnggambarkan pertempuran ini. Ini pengamatan pertama termasuk kemampuan guru A :
a. untuk menarik perseorangan bekerja dari metode kelompok, dan.
b. Untuk menyemangati mahasiswa agar berpikir diluar jangkauan biasa mereka
Dengan kata lain, dia membedakan dan tantangan. Ada juga pengertian disini untuk memadatkan, karena aktivitas, jika benar – benar sukses mahasiswa akan diperbolehkan bolos dari beberapa penggunaan di buku matematika itu.
Enam mahasiswa berdiri di dewan, kapur ditangan,saat menyaksikan sesuatu dari tempat duduk hanya jauh 4 kaki. Keenamnya dibagi ke dalam dua tim sebanyak tiga, dan masing – masing tim punya tugas berbeda. Kelompok A mesti mendaftarkan nomor terbaik antara 1 – 100, seangkan kelompok B mesti condong ke nomor campuaran. Satu orang mahasiswa itu menonton, walaupun walaupun dia tidak terlalu mengenal tugas awalnya ini, mempunya untuk menerangkan kepada kelas apa saja perbedaan nomr terbaik dan kombinasi ini. Tugasnya untuk tugas ini karena tidak mengajukan pekerjaan rumah di malam itu terlebih dahulu. Dia duduk, menonton dan mendengarkan lebih dulu agak terlupa ke proses yang utuh – saat teman sekelas dia berunding, bercabang menatap kelompok yang lain bekerja dan menulis nomor mereka di dewan. Sedangkan semua itu, Guru a menyaksikan berjalan membelakangi dan I belakang tim – tim.
Kedua tim, menyediakan berbicara dengan masing – masing yang lebih mudah, memandang mata satu sama lain dan bertanya dengan kesar, “ yaitu 31 gambar?” mereka akan membagi beberapa orang nomor yang dipertanyakan mereka dan lalu tempt mereka, atau tidak, di atas daftar mereka. Waktu mereka di tentang yaitu kemungkinan mengeksplor 51 itu mungkin terbaik, guru A berbicara kepada mereka : “bilangan prima kelompok membeku dilakukan”, mereka dan selama sedetik oleh sebab itu melakukan kelompok kombinasi. Petunujuk dia sering dipakai, dan mendapat perhatian mahasiswa.
“Anda punya hak melihat dan mencontoh yang manapun dengan nomor anda? ” kepalanya menganguk dan matanya menangkap masing – masing orang melihat sekilas. “jadi, apa ada sesuatu yang dapat anda katakana tentang nomor anda?”
Roger berbicara pertama. “Tak banyak diantara mereka, dan kamu mesti berhati – hati akan merindukan beberapa”.
“Tapi apakah kamu memperhatikan tentang kebersamaan mereka semua?” guru A bertanya.
Alice ragu – ragu dan mengulur – ngulur, mengatakan setiap kalimat dengan tergesa – gesa “semua bilangan ganjil mereka ada”. Kawan seregu dia mengangguk sebagai tanda setuju dan Roger memandang kearah dewan seolah – olah untuk konfirmasi.
“Jadi, apa kelebihan saya,” guru A melanjutkan, Alice memberikan respon dengan menganguk, “ mengapa kamu mempunyai 38 diatas daftar kamu.” Semua kelompok melihat nomor itu dan dengan cepat Cathy seorang gadis pirang yang kurus menuliskan nomor dipapan di bawah bingkai pembagi dan menaruh dua pembagi di luar itu; dan dia segera punya 19 angka tertinggi. Roger menaruh sebuah garis lewat 38, kemudian itu dihapus.
“Dan apa kami tahu tentang semua nomor-nomor datar?” guru A bertanya.
Lalu disana ada yang berkata dengan memberikan respon kemudian menaruh garis lewat 34 dan 2. Guru A menyemangati mereka untuk terus berusaha tetapi memberitahu mereka untuk tetap berhati – hati membawa semua tugas mereka.
Dia mengalihkan perhatian gabungan itu, siapa yang mempunyai daftar mereka yang hampir selesai, dia bertanya kepada mereka. Jika mereka punya letakkanlah disebelah kanan dewan “kami yakin” mereka berbicara membelakangi, hampir serempak, dengan memakai frase yang sangat biasa di kelas guru A. Pada saat mencapai akhir dari gabungan kepuasan hati mereka sendiri, guru A meminta mereka mengambil tempat duduk, saat sedang menyediakan tugas akhir mereka.
Roger disarankan ke kawan seregunya hanya untuk melihat daftar kombinasi mereka dan hanya pengganti dari apa yang di tinggalkkan mereka di luar.
“Barusan kamu mengatakan bahwa kamu lebih percaya pada gabungan yang lebih pintar dari kamu?” Tanya guru A.
“Tidak”, Roger dengan cepat menjawab dan fokus kembali menyediakan itu, sepengetahuannya bahwa nada bicara dari guru itu adalah dia sukses dalam strategi yang baik.
Setelah menyediakan yang terakhir, guru A bertanya pada salah satu penonton bagaimana gambaran dari tugas yang diterangkannya dan gabungan nomor yang berbeda. Dia ragu – ragu dan kaku untuk melihat daftar itu, tetapi dia tidak bisa memberikan jawaban. “kamu sudah berada ditengah – tengah dua tim ini untuk menjaga 10 menit terakhir dan kamu tidak bisa mengatakan kepada saya apa yang mereka gambarkan di luar? Coba kamu perhatikan?” tidak ada suara kasar, tetapi berupa teguran keras.
“Iya, tapi”, dia berhenti sebentar, dia melihatnya dan papan itu secara bersamaan “itu tidak begitu mudah”.
“tentu saya pikir juga kamu punya banyak pertanyaan. Michael, kamu bisa katakan padaku tentang keadaan itu?”
Michael melihat bentuk garisnya cukup jelas dan gabungan nomor itu, guru A membawa kelas itu untuk lebih kompak dari nomor yang mereka miliki, Kelompok itu hanya menyebutkan jumlah daftar mereka. Dengan begitu ada sebagian dari beberapa nomor terhalang 2 atau 49 dituntut salah stu dari kedua kelompok; dan dari beberapa kelompok mengatakan : 51, 75 maupun 85. Guru A mempunyai wakil disetiap kelompok dan penonton, yang menerima untuk memeriksa nomor – nomor itu. Menggunakan syarat – syarat dari kelompok dan kemudian menempatkan kelompok dengan benar diatas daftar.
Lalu datang guru A bertanya besar : “mengapa kami harus peduli? Mengapa akan zat itu jika kami tahu terbaik dan kombinasi nomor?” jawaban mengagumkan: “sebab didunia kamu akan benar-benar memerlukan mereka. ” “karean anda mungkin mempunyai pekerjaan yang mengharuskan anda mengenal mereka. ” “karena mereka akan ikut naik di [negara bagian menguji]. ”dengan jelas mereka sudah jatuh ke dalam kemahasiswaan.
Guru A menghentikan mereka. “tunggu semenit. Saya ingin beberapa jawaban nyata di sini. cepat katakan dari toko saya akan datang ke rumah, dan saya mempunyai saku penuh uang kembalian. . . 79 sen. Dan, cepat katakan saya mau memilah uang itu ke atas secara berimbang di antara saya dan dua orang saudara perempuan saya. Saya bisa?” dia melihat pemandangan di kelasnya mereka telah membuat daftar untuk dewan. “apakah jika seorang di antara saudara perempuan saya diyakinkan bahwa saya bisa membagi uang secara berimbang di antaranya?” mereka akan goncangan kepala mereka dan melihat setiap persetujuan yang lain.”suatu saat itu akan hanya membantu beberapa dasar pengetahuan dari beberapa ide secara matematis kamu dapat membuat keputusan dengan mudah.”
Guru A kelihatannya selalu kerja berpindah kembali dan seterusnya fokus dari individu kepada kelompok. Kapan-kapan kelompok adalah atu set anak yang disusun kecil, dan kadang-kadang juga kelas utuh. Dengan begitu belajar adalah pengalaman sosial yang dibagikan, tetapi juga tantangan pribadi. Lebih sering daripada tidak, yang pribadi menerima prioritas akademik lebih.
Beberapa dari anaknya hiper-emosional, sering berteriak dalam kurun waktu yang lama. Tetapi, dia sudah pilih untuk tidak membuat kelakuan itu “waktu berlalu” melukai perasaan, sebagai dia tidak mau memberikan konotasi negatif kepada cabikan atau emotional jawaban. Tampaknya, mereka sedang bekerja di isu-isu ini, membicarakan perasaan mengharukan di kelasnya. Mahasiswa- mahasiswa sedang berbagi cerita dengan mahasiswa untuk mengerti jawaban dasr manusia ke situasi pemaksaan.

Pilihan Mahasiswa dan Keterlibatan.
Mendapatkan mahasiswa untuk memperdalam pengertian pengembangan dari topik yang logatnya signifikan secara umum memerlukan bahwa mahasiswa itu boleh membuat beberapa keputusan sekitar pelajaran mereka dan bagaimana mereka belajarnya (Stone-Wiske, 1998). Memerlukan bahwa mahasiswa dapat pilih dan dilibatkan di pola yang sama. Kedua guru memudahkan mahasiswa-berada ditengah ruang kelas, di mana mahasiswa diberikan masukan banyak untuk mengatakan tentang alam pendidikan mereka itu. Waktu dan sumber penghasilannya asalkan saja untuk eksplorasi bebas, dan mahasiswa diberikan wewenang untuk mengambil belajar ke dalam tangan dan pikiran mereka sendiri. Tampaknya, di kesamaan ini pun, perbedaan tentang latihan tugas bisa dilihat. Sedangkan mahasiswa mendapaat tawaran kesempatan baik untuk memilih proyek dan produk, proses melaui seleksi itu terjadi bisa cukup berbeda. Guru memperjelas dalam mempunyai pilihan bagaimana membawa pilihan itu mereka yang terpilih ke dalam ruang kelas itu.
Guru E: Pilihan sangat penting untuk jenis - jenis berbakat; yang terpilih harus di sana. Jika mereka akan melakukan penelitian, mereka harus mempunyai pilihan apa yang menjadi penelitian semua cara itu jenis produk apa yang akan mereka menggunakan untuk sekarang ini. Kadang-kadang yang ini akan menjadi pilihan dari parameter saya; kadang-kadang mereka akan membuka dan pilihan bebas. Itu adalah cara anak untuk menang, tetapi itu juga cara untuk menguatkan mereka, oleh sebab itu sangat penting untuk melakukannya. Tenaga gerak kelas kadang-kadang menentukan dalam pilihan anak.
Guru A: Hingga memasukkan pilihan di kurikulum, saya mengajar membaca dan matematika, yang[di sekolah saya]adalah lebih banyak kurikulum yang didorong, oleh sebab itu beberapa aspek tidak mudah terpilih. Mahasiswa mendapat beberapa kesempatan waktu bebas yang bergantung pada kualitas jurnal mereka. Jika angka mengeja mereka menjadi cukup tinggi, mereka mendapat lebih sedikit tugas seminggu. Oleh sebab itu, saya membolehkan mereka pilihan yang berjalan terhadap akibat. Mereka bisa pilih untuk mengerjakan PR mereka [di kelas] pada Jumat, atau mereka bisa tahan di rumah dan mempunyai waktu luang pada Jumat. Waktu saya melakukan penelitian dengan penilaian pertama, saya selalu mulai dengan curah-gagasan atas topik dan kemungkinan. Lalu mereka harus memilih topik mereka sendiri dalam topik yang lebih luas. Mereka juga, di proyek penelitian, bisa pilih sepanjang Bloom’s taksonomi atau di kecerdasan lipat ganda sebagai ke bagaimana mereka akan menimbulkan penelitian mereka kalau selesai.
Guru A: saya selalu membolehkan, di semester pertama, belajardari diri sendiri. Mereka bisa berdiri sendiri mendapatkan tugas mereka, memilih diri, dan saya akan berhitung untuk angka. Sekarang harus sebelum disetujui dan kami perlu tanggal ditentukan, oleh sebab itu serupa seperti proyek studi mandiri, tetapi mereka membolehkan itu jika mereka ingin. Mereka menulis cerita, atau mereka melakukan proyek ilmu pengetahuan, apa pernah mereka ingin untk melakukan, dan anak yang memotivasi diri bisa melakukan banyak. Jadi pintu itu tidak pernah ditutup ke apa saja.

Pengamatan dari latihan ke dua
Beberapa pelajaran kelihatannya mempunyai perangko “disana, itu dilakukan” pada mereka, begitu malah mahasiswa yang tidak pernah terlibat dalam kesempatan belajar ini yang khusus tugas akhir itu menjemukan. Pengamatan berikutnya ini menggambarkan cara unyuk berurusan dengan pelajaran ini sedangkan sekaligus cara pertunujukan yang menarik memadatkan informasi tertentu. Memperhatikan, juga bagaimana dialamatkan oleh pelajaran dan melahirkan strategimetacognitive di pembelajar.
Pelajaran sudah diantarkan agak berlainan dari pelajaran lain, bahwa di yang satu ini mulai dari buku dan bergerak ke beberapa lamaran. Guru A mengatakan bahwa kelompok mereka itu mungkin memahami perbedaan dalam bagaimana dengan cepat mereka menangkap topik dengan pendekatan baru ini. Mahasiswa itu , 8 kelima penilai, sedang belajar bercabang oleh 10s, 100s, dan 1,000s dengan memindahkan titik desimal ke sebelah kiri bergantung pada jumlah nol di pembagi. Setelah sedikit latihan, nada berganti.

“Apa anda mau meneruskan contoh halaman berikutnya, atau apakah kami dipenuhi halaman?” Tanya Guru A.
“Dengung, dengung, dihalaman mendengung,” beberapa suara berbicara bebas. “nyayian itu menyita perhatian,” guru A saya dikembalikan, melepaskan pandangannya sampai bidang lain di kamar. Suara surut untuk meredakan. “OK, oleh sebab itu yang mau mengebel halaman ini?”
Lima tangan ke atas, tiga bulu burung: Mereka mengebel halaman. Mendengung adalah cara bagi guru A untuk pemadatan menyediakan kurikulum dengan membiarkan contoh latihan dipunyai yang sama di seluruh kamar secara acak. Jika, atau hari ini waktu, tiga dengungan terjadi—di salah jawaban mendapat dengung—itu penuh halaman keperluan contoh untuk diselesaikan oleh masing-masing mahasiswa secara terpisah. Tetapi, jika kumpulan penuh contoh itu ialah akhir tanpa tiga dengungan, masing-masing mahasiswa mendapat angka sempurna untuk pelajaran itu. Sebagai baru-baru ini seterakhir minggu, kata guru A kepada saya, 12 halaman dari mulai bekerja dimana mengoreksi dengungan.
“Memindahkan hal itu, khususnya waktu saya bagus pasti mereka bermaksud mendapat pelajaran. Disana tak ada keperluan untuk membuat mereka melakukan penuh halaman terpisah,” katanya kepada saya. Sebagai saya menonton proses, saya bisa melihat bagaimana baik it bekerja. Mahasiswa sedang mendukung satu sama lain, menganguk dan menggeleng sebagai kata dan mencoba menberikan jawaban untuk teman sekelas mereka. Guru A membolehkan bahwa mahasiswa “selalu bisa berbicara ke luar keras apa mereka memikirkannya,” dan dia akan menolong mereka. Sedikit ekspresif metacognition ini sangat kuat untuk menonton sewaktu memberi yang lain kesempatan mahasiswa di kelas untuk melihat bagaimana kawan sebaya mereka sedang berpikir. Kerapkali guru A mesti mendesak ujian lisan metacognition.
“apa nomor anda?”
“56.9”
“apakah pembagi anda?”
“1,000”
“dan, oleh sebab itu... ?”
“Jadi, dengan satu ribu anda memindahkan tiga titik tempat. ”
“petunjuknya apa?”
“Ah, ke sebelah kiri,” ujung pembelajar muda dia sebagai berbicara, dan lain-lainnya di anggukan izin kelas mereka.
“Dan, oleh sebab itu... ?”
“Tapi, disana tak ada tempat.”
“Dan juga, apakah kami bisa mempelajari untuk ilmu magic kami itu?” guru A meminta tiap orang ini bertanya, dan mengakat tangan, menawarkan satu orang mahasiswa, “kamu bisa menambahkan sebuah nol. ”
Guru A jalan-jalan kembali ke pengerjaan mahasiswa di atas 56,9. “dan, oleh sebab itu... ?”
“jadi itu adalah nol lima enam sembilan... ?”
“tepat sekali. Kerja yang baik.”

Desah keringanan didengar dari kelas, sebagai itu sudah akan ada dengung ketiga. Tetapi, ketika itu tiba, surat, menyenangkan untuk melihat bahwa tak ada erangan kekalahan diberi. Hampir tiap orang di kelas hanya mulai bekerja di halaman itu, suatu pepatah ke luar keras bahwa halaman itu akan mudah dan bahwa mereka sudah mempunyai figur itu di luar. Setelah itu lengkap, kata guru A kepada mahasiswa yang sedang mendapat angka di B atau lebih baik mereka bisa mempunyai waktu luang tetapi di bawah satu B itu perlu mengerjakan kredit ekstra.
Dalam interaksi seperti itu, suara guru A bersahabat serta nada dan kata positif selalau menggunakan berirama. Dia memimpin bagian terbesar berbicaranya dengan individu, meskipun dia juga menyapa kelas sebagai seluruh. Beberapa kali di sana dimana lebih banyak pentingnya teguran dan kalimat keras, meskipun itu jelas bahwa yang ini tidak terlihat sebagai mengalahkan untuk mahasiswa. Di satu kejadian, selama kelima-angka penggunaan matematika, Tracey diminta melakukan delapan masalah – masalah ekstra ke bawah halaman sebagai peringatan lunak bahwa dia ada untuk tidak berbicara bebas sering sedangkan kelas bekerja. Dia tidak pernah mengedipkan mata tetapi meneruskannya bekerja, nyata tahu bahwa dia sudah menyeberang batas.
Itu sangat jelas guru A itu mahasiswa mempunyai pengembangan pengertian baik menujukan diri maupun kerjasama belajar. Mereka mulai diri, mereka menolong orang lain, dan mereka membesarkan hati satu sama lain di setiap belok. Tentu saja, ini tidak terjadi untuk semua, dan beberapa berkeluyuran tempat untuk beberapa orang menit-menit sebelum bekerja dan lalu pergi dan semua anak bekerja—atau sama sekali tak. Sebagian dari kenyamanan ini dengan proses belajar ialah memberikan contoh, ngomong-ngomong tiga orang mahasiswa bertanya kepada saya untuk pertolongan atas masalah matematika. Ada sesuatu tak pasti dari mereka, dan mereka mengenali mereka tidak akan baik tanpa bantuan, dan oleh sebab itu tanya mereka kepada saya. Dua anak ini sudah bekerja dengan seorang kawan sebaya yang mempunyai akhir di hadapan mereka, dan oleh sebab itu mereka sedang bekerja seorang diri.
Mahasiswa berbicara dari satu derajat ke yang berikutnya oleh sebab itu that mereka nanti bisa memimpin gerak-gerik mereka sendiri di atas tangga belajar adalah sesuatu kedua guru ini meraba ke yang tertinggi sampai mengajar pembelajar berbakat. Waktu guru bisa menemukan cara untuk memasukkan semua mahasiswa sedangkan suatu tantangan, pengambilan pelajaran ini agak berbeda perspektif.

Perbedaan, Percepatan, dan Memadatkan
Croft (2003) menyebut perbedaan itu ialah pusat sampai kemampuan yang akan menjadi berhasil guru pembelajar berbakat. Alex (Coleman, 1994) menggunakan beberapa strategi diferensial dalam menujukan Penganut diskusi sokratiknya dengan pembelajar berbakatnya. Dan, tentu saja, percepatan dan memadatkan adalah syarat-syarat yang ada di mana-mana di kesusasteraan. Tetapi, topik ini berada seorang diri kalau disapa di buku teks, sering diberi bab mereka sendiri atau sesi dalam bab. Memberi penerangan pada, lalu, untuk mendengar ini guru berhasil berbicara tentang elemen inti seperti itu, tak pernah menyewakan satu tribun sendiri tetapi selalu membawa 3 ke dalam pengertian diagram Venn.
Dan, pengertian buatan ini: Satu tidak dapat membedakan dengan pantas tanpa memadatkan keduanya dan mempercepat kurikulum. Satu orang mahasiswa akan memerlukan kesempatan ke lompatan pelajaran dan/atau kesatuan-kesatuan karena latar belakangnya dan sebelum pengetahuan, sedangkan lainnya akan memerlukan suatu rangkuman pembukaan untuk membawa titik ke dalam fokus. Tak bergerak ketiga akan perlu angka baik di-dalam pertempuran. Guru di yang berbakat di dalam kelas menjadi perlu memahami semua keperluan ini, menilai mereka dengan semestinya, dan mengantarkan jumlah benar perbedaan, percepatan, dan memadatkan di mana mereka diperlukan. Itu dianggap satu proses mulus. Oleh sebab itu, di sini, prmikiran syarat-syarat muncul, jelas bahwa guru ini tidak benar membedakan ketiga sampai tingkat yang mana pun.
Guru A: Beberapa orang-tua akan mengatakan kepada saya, “Anak saya terlalu mempunyai banyak pekerjaan rumah,” sedangkan orang lain akan mengatakan saya mereka tidak mempunyai cukup waktu. Saya bisa mengatakan kepada mereka, saya menceritakan itu [Johnny] enam kali dia perlu dipusatkan pekerjaan itu di mukanya, dan bahwa dia membuat seleksi terpilih untuk membawa kerja itu ke rumah. Saya mendengar dari orangtua yang keajaiban mengapa anaknya harus melewatkan begitu banyak waktu di atas komputer minggu ini sedangkan keajaiban lain mengapa anaknya tidak mendapatkan waktu untuk itu. Oleh sebab itu, saya mesti tetap melembutkan laju atau gaya pekerjaan belajar mereka dengan kenyataan, ke penemuan sistem yang berjalan oleh sebab itu mereka pergi angka mereka ingin tetapi [bahwa juga] menyimpan tantangan anak.
Guru A: saya juga perlu ke individu dan mengadakan perbedaan bagi masing-masing mahasiswa dan di mana masing-masing anak itu. saya melakukan pengujian surat keterangan ketentuan di sini, membiarkan saya melihat itu [Gloria] mengeja di ketiga-angka rata sedangkan [Ashley] mengeja di kelima-angka rata. Saya memeriksa semua anak ini dan membuat beberapa keputusan, sebagai saya mempunyai untuk menulis EP’s, oleh sebab itu saya bisa figur jika kelompok bisa bekerja dengan baik keempat-angka mengeja, kelima-angka mengeja, karena saya mau mulai ke luar dengan derajat penempatan angka mereka oleh sebab itu mereka bisa mempelajari peraturan, lalu saya mempercepat jalannya. Penilai ketiga saya sebagian besar sedang mengeja di keempat-angka rata, tetapi disana yang membaca banyak lebih baik. Baginya, meskipun, saya mesti menjadi hati-hati karena saya tidak menghendaki supaya dia selalu melakukan kata berbeda karena itu mungkin mengambil waktu luangnya pada Jumat. Oleh sebab itu, saya mempunyai untuk menonton bagaimana itu.
Guru E: Membedakan adalah hal baik seperti itu: beberapa hal lisan, beberapa ditulis, beberapa percakapan. Perkalian dan kecerdasan saya membolehkan seperti itu cara bagus untuk membedakan, sewaktu membolehkan semua yang itu permulaan untuk datang ke sesuatu. Oleh sebab itu, jika kamu sedang bermaksud membentang disana berolok-olok dengan anda perlu mengadakan perbedaan. Saya berusaha ke perbedaan lewat keperluan daripada kekuatan. Tetapi, ini justru membuat [mahasiswa saya] tak enak. Masalah adalah bahwa kebanyakan anak ini datang ke saya karena keberhasilan dari luar biasa mereka di bidang lain, dan meskipun tahu perlu meragukan bidang itu di mana mereka tidak hati-hati juga, sering menjadi sukar bagi mereka ke experience kegagalan kadang-kadang. Oleh sebab itu, mereka sering tidak ingin untuk melakukan hal mereka tahu mereka tidak baik, dan saya mempunyai untuk mendapat mereka untuk berlatih itu dan mengerjakannya.
Guru E: saya akan memadatkan lewat tema, hampir oleh kebutuhan: tema seperti waktu lewat cerita dunia, oleh keperluan alamnya untuk dipadatkan. Apa yang saya dirasa dijalankan cantik baik seharusnya membiarkan certain kelompok-kelompok masuk ke ruang masuk di atas bab khusus and bekerja sebagai tim untuk menutupi bahan. Saya akan mengatakan them bahwa satu kali mereka merasa semuanya bisa menerima tes dan mendapat 90, saya juga membiarkan mereka bergerak ke atas proyek istimewa. Cantik segera bulu burung tumpah ini dan hampir setiap satu mau di kelompok di aula. Saya berarti they mencintainya, di aula tingkat selayaknya mereka peroleh, belajar.
Guru A: Kurikulum memadatkan: dengung mainan adalah satu cara saya melakukan itu. Beberapa akan melakukan satu hari pelajaran dan lalu mengebel halaman dan jika itu kelihatannya untuk menjadikan mereka kami berjalan terus. Itu lebih banyak “mini” memadatkan, saya menebak. Beberapa waktu saya bisa menggunakan 5 menit pelajaran dengan cepat di sesuatu—penghilangan—dan itu cukup karena anak akan dibuka ke yang ini cukup tentang waktu oleh sebab itu mereka akan mendapatnya.
Guru A: saya suka untuk sebelum-menguji tetapi lalu saya membuat keputusan mengenai angka untuk “pertengahan” kelas dan bekerja dari sana. Oleh sebab itu, itu adalah sistem lapangan baseball, tidak mengurangi percepatan.

Pengamatan dari latihan ke tiga
Ini terakhir pengamatan meneruskan fokus di individual tantangan dan kelompok fasilitator. Mahasiswa belajar dengan setiap lain, saling berbagi pengalaman keberhasilan dan kegagalan, dan dari guru mereka, melahirkan perasaan bahwa dengan datang tantangan kadang-kadang kemunduran dan perjuangan pribadi. Tentu, selalu, dan ini penting, hubungan pelajar terjadi dengan guru dan belajar ialah pusat sampai proses. Tanpa hubungan itu, tanpa itu merasa bahwa proses adalah koperasi di antara pelajar – pelajar, sedikit yang ulung. Tetapi, dengannya, malah pertempuran itu mungkin dilihat sebagai kerja guru di belakang menjadi pelajaran interaksi bahwa baik tantangan maupun memotivasi.
Ketiga penilai sedang bekerja di ketrampilan perkalian, perlu menyelesaikan sekelompok sebanyak 11 persamaan di pelajaran daripada 20 detik. Masing-masing boleh waktu untuk bersiap, seperti boleh berlatih dengan seorang mitra “di waktu,” dan masing-masing ditawari kesempatan untuk menjadi “pegawai negeri” diukur waktunya oleh guru A. mereka sudah bisa menunggu sampai berikutnya kelas itu, tetapi masing-masing berdiri dan mengambil beloknya, dan setiap menganjurkan orang lain berusaha sebaik mungkin. Udara ialah dengan kerjasama.
Tetapi, ada juga pengertian sangat hebat individual perhatian yang terjadi secara bersamaan. Guru A Cheryl ke sebelah mejanya untuk mengetahui apa ialah tetap dia dari membuat kerangka 20 detik untuk dia . “saya berbaring sama sekali yang ini ke luar bagi anda dan anda hanya yang ini anda tahu segera dan memberi saya jawaban. ” Tiga teman sekelas menyaksikan sedangkan Cheryl bekerja. “18, ah, 36, 60, 66, dan 24, 12, dan, ah, 30.
“Okay. Oleh sebab itu yang ini adalah setan di gundukan. ” guru A mengatur keempat yang memberi Cheryl kebanyakan kesusahan. Memeperlihatkan itu, gadis rambut keriting memandang gurunya dengan mendorong perhatian. “satu itu,” Guru A mengatakan pembelajar muda, “saya teringat karena sajak. Enam kali delapan adalah,” dan dia berhenti sebentar dan Cheryl berganti di “48.
“saya berpikir anda tahu yang satu itu. kalau menyisihkannya dengan orang lain ini anda menarik diri. ” dia memegang kartu berikutnya. “ini satu mengambil belok berbeda yang kecil dan anda mempunyai untuk memikirkan dua hal sekarang. ” dia berhenti sebentar dan Cheryl melihat tepat ke dia. “sekarang, enam kali dua berapa?” tanya Teacher A.
“dua belas. ”
“jadi anda tahu bahwa jumlah terakhir di sini pergi untuk dua.”dia menunjuk kepada tempat itu di atas kartu. “dan, enam tambah satu berapa?”
“tujuh. ”
“jadi ini menjadi 72,” setelah Guru yang mana dengan cepat menutupi kartu dengan tangannya. “sekarang apa membuat 72?” Cheryl menunjuk ke langit-langit dengan matanya dan mengangkat tangannya bersama di mukanya. “enam, ah, waktu, ah, dua belas.
“Dahsyat.” guru A kemudian membawanya lewat yang lain dua persamaan, 6 x 9 dan 6 x 7, mendirikan dan kostruksi strategi bagi masing-masing dan lalu dia menangkap tiga itu bahwa “setan dari tumpukkan” dan dilakukan kilat api dengan mereka. Cheryl tinggal dengan kecepatan, kekuatan di waktu, tetapi tidak pernah bimbang atau kelihatan kecil hati. Teman sekelas Her berdiri di sana dengannya, dan menyemangatinya to mengambil “pemilihan waktu” dari guru A benar lalu. Mereka menyoraki waktunya ialah 13 detik.

Perancah seperti itu ialah bagian hakiki Guru A ruang kelas. Kemampuannya untuk bergerak dari mahasiswa ke mahasiswa dan mengusulkan jurusan atau pertanyaan baru mengalir keluar dari dia sandiwara. Aliran ini kelihatannya ke melahirkan hasrat di bagian kebanyakan mahasiswanya itu kerja berbeda. Aktivitas non-matematika, waktu satu kelompok hampir berakhir dengan berarti mereka, mereka mengingatkan guru A bahwa ini minggu mereka mempunyai 17 kata dan tak ada yang biasa 15, di sesi meminta lebih banyak kerja. Waktu tes ialah tingkat—they semua mempunyai untuk mendapat 100 untuk mendapat grup tanya —guru A jika mereka “dimana keyakinan” kerja mereka ke yang hampir kekompakan berjawab mendukung “kami yakin.

Diskusi
Sebuah belajar melibatkan dua orang guru patut dicontoh pembelajar berbakat dilakukan untuk menjelajahi dan untuk mengerti metode bahwa bisa menampakkan lebih baik latihan pembelajar berbakat yang mengajar. Beberapa yang pusat pengembangan tentang guru adalah:
1. Mengajar pembelajar berbakat memerlukan guru ke gambaran individu dan kelompok seluruh belajar secara bersamaan.
2. Garis edar orang mengambil untuk menjadi seorang guru pembelajar berbakat berarti: pribadi latar belakang, sebelum latihan, dan pemikiran profesional semua membantu menyiapkan guru untuk tugasnya.
3. Beberapa elemen “peraturan” pendidikan berbakat, sering dilihat sebagai konsep perseorangan, kebiasaan guru istimewa pembelajar berbakat itu.
4. Hubungan seorang guru pembelajar berbakat perkembangan dengan mahasiswanya adalah kunci ke membuka pintu (dan menyebabkan api kebakaran) ke lebih tinggi tantangan, motivasi, dan investasi pribadi atas bagian-bagian mahasiswa itu.

Jelas kepada peneliti ini yang ditolong oleh metode ini ke luar yang ini akhir. Menampakkan specifik dan signifin berlatih di ruang kelas, dan itu mencari intentif dan interpretasi guru, membolehkan pembaca penjajaran apa dilakukan guru dengan apa mereka katakan dilakukan mereka (Wolcott, 1999).

Penelitian seperti ini akan menolong menghasilkan model itu bisa dipergunakan di program yang berjalan untuk bersiap guru - guru untuk ruang kelas berbakat. Pabrik (2003) menonjolkan bahwa “sertifikasi dan latihan resmi di berbakat dan berbakat pendidikan mungkin tidak faktor untuk mempertimbangkan waktu selecting guru pelajar berbakat ” (p. 279), dan ini nampak benar. Baik Pabrik dan lain-lainnya (Hansen & Feldhusen, 1994; Tomlinson et al, 1994) mengusulkan latihan resmi and metodologi. Masih, sedikit model yang ada ke bring metodologi ini untuk menyalakan. Jika model seperti itu ialah more lazim di kesusasteraan kami, dan jika guru dalam berlatih untuk ruang kelas berbakat ialah lebih sering menujukan ke observasi dan guru pengerjaan wawancara pembelajar berbakat, more guru bisa WC umum sampai mengajar kerja sebenarnya pembelajar berbakat meliputi, menyusun mengajar mereka model sangat kuat.
Pelajaran ini mengusulkan pendekatan studi kasus sebagai kebutuhan untuk memperkembangkan model ini. Kemauan metode seperti itu membawa bersama beberapa strategi koleksi data dan “meluaskan” pikiran dan tindakan penting guru terlibat. Sedangkan studi ini hanya ditumpukan di atas dua guru, cukup data dikumpul untuk meramalkan bahwa perkalian penelitian banyak guru lagi akan menolong membangun sebuah data deskripsi itu akan sangat informatif ke bidang itu.
Mematuhi interaksi fokus itu di individual belajar sedangkan secara bersamaan membina sosial pengalaman belajar bisa menjadi cara baik untuk mengerti deep berarti di syarat-syarat yang mengadakan perbedaan, memadatkan, dan mempercepat. Memperbandingkan yang berbeda jenis jenis rencana—jangka panjang, rencana tema, dan mingguan, pelajaran-oleh-rencana pelajaran — dengan melihat bagaimana rencana itu dibuat dan melengkapi konsep yang bagi kebanyakan guru diperoleh melalui latihan di pekerjaan, tidak di tahap persiapan. Memperkokoh bahwa personal pemikiran atas interaksi ruang kelas dengan mahasiswa adalah bagian hakiki mengajar mutu perkembangan professional di pekerjaan menjadi seorang guru sebanyak itu mungkin miss dalam berlatih bahwa tidak melibatkan cotoh model.
Penelitian pada guru keperluan pembelajar berbakat ke film dari bungkus latihan yang ditentukan ke menggambarkan models praktisi. Kami memerlukan sekoleksi data itu menggambarkan guru kami di tindakan. Di studi ini, untuk contoh, kata baik guru bahwa individualiz tantangan kurikulum wajib untuk memotivasi maupun mahasiswa belajar, tetapi adalah benar-benar penjajaran observasi itu bagian pelajaran yang lebih jelas ini pandangan.
Diharapkan bahwa model ini bisa dipandang dan sebanyak banyak di bidang pendidikan berbakat agar teachers pembelajar berbakat di masa mendatang bisa mempunyai koleksi dari kualitas peragawati dari yang untuk menarik selama mereka perkembangan mental melatih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar