Jumat, Mei 22, 2009

Pendidikan Keagamaan

Menag: Kekerasan Bernuansa Agama Cukup Tinggi

Rabu, 11 Februari 2009

SEMARANG (www.pondokpesantren.net) - Kesediaan masyarakat untuk terlibat dalam berbagai bentuk kekerasan bernuansa agama cukup tinggi. Tindakan merazia tempat hiburan menduduki posisi teratas untuk jenis partisipasi aktual agresif (PPA).

Demikian disampaikan Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni di Semarang, Rabu (11/2/2009).

Pernyataan Maftuh itu disampaikan di hadapan Kakanwil Depag Jateng H Mashudi dan para pejabat Kanwil Depag Jawa Tengah, terkait adanya survei yang dilakukan Litbang Depag pada 2007 dan 2008 yang mengangkat tema Tindak Kekerasan Keagamaan di 13 Provinsi di Indonesia.

Hasil survei memperlihatkan partisipasi aktual masyarakat dalam berbagai bentuk tindak kekerasan bernuansa agama relatif rendah. Tingkat rata-rata partisipasi aktual tersebut, yang disebut sebagai Partisipasi Aktual Agresif (PAA), yakni "pengalaman responden terlibat dalam tindakan ekspresif maupun agresif sebesar 2,4 persen di wilayah NAD, 1,2 persen di Sumatera, dan 0,9 persen di Jawa bagian Barat," kata Maftuh.

Jenis PAA tertinggi adalah untuk keteribatan dalam tidakan merazia tempat hiburan, yaitu sebesar 5,3 persen di NAD, 2,7 persen di Sumatera, dan 1,3 persen di Jawa Bagian Barat. Sebaliknya, hasil survei yang sama memperlihatkan tingkat Partisipasi Potensial Agresif (PPA), yaitu kesediaan masyarakat untuk terlibat dalam berbagai bentuk kekerasan bernuansa agama cukup tinggi.

Rata-rata tingkat PPA di NAD sebesar 62 persen, sedangkan di Sumatera dan Jawa bagian Barat masing-masing 44 persen dan 36 persen.

"Meski tingkat PAA (Partisipasi Aktual Agresif) di ketiga wilayah tersebut rendah, itu tak berarti bahwa fenomena tindak kekerasan keagamaan tidak signifikan," katanya.

Menurut Maftuh, di kalangan para ahli dikenal istilah "the significant small," yaitu kendati dari hasil survei tingkat PPA rendah, namun angka itu tetap signifikan. Sebab, tegas Maftuh, sebagaimana lazimnya tindak kekerasan, partisipasi yang rendah pun sudah cukup untuk dapat menghasilkan dampak kerusakan yang besar, seperti halnya dalam kasus tindak pengeboman yang dilakukan kelompok tertentu dengan mengatasnamakan perjuangan agama atau kelompok agama.

Dalam kaitan itu, dia melihat bahwa hasil survei dapat menggambarkan potensi masyarakat untuk melakukan atau terprovokasi dalam kekerasan sangat tinggi. Untuk itu, Menteri Agama mengatakan, dibutuhkan partisipasi semua pihak secara aktif untuk meredam potensi-potensi tersebut.(mbs-posted from okezone.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar