Jumat, Mei 22, 2009

Pendidikan Keagamaan

Kamis, 2009 Mei 21

Mengembalikan Roh Pendidikan Keagamaan di Indonesia

Memperingati Kebangkitan Nasinal Bangsa Indonesia ini , ada baiknya penulis turunkan tulisan Ki Supriyoko seorang Pamong Taman Siswa.
Menurut penulis ( Blog ini ) tulisan ini sanggat menggugah perasaan , khususnya kalangan pendidik atau pemerhati pendidikan, dan mestinya juga… kita semua.
Nah mari kita simak bersama.

SEKOLAH GRATIS
Sekarang ini, pemerintah sedang gencar menyosialisasikan pendidikan gratis..ya Pendidikan Gratis.Sampai-sampai Mendiknas Bambang Sudibyo harus terjun langsung.Program ini banyak membantu masyarakat, terutama kelompok miskin, namun ternyata menurut Ki Supriyoko ada ” Hantu Besar ” di balik itu.
Program ini berpotensi menurunkan kualitas pendidikan.Padahal, kualitas pendidikan kita saat ini belum mapan.

SISWA SUKA MENCONTEK
Kalau kita mengadakan introspeksi, menurut Ki Supriyono,...memang ada sesuatu yang janggal.Kita suka geger kalau rangking mutu perguruan tinggi kita rendah.Kita ribut kalau siswa SMA, SMP, dan SD kita gagal di forum olimpiade.Tetapi kita tidak pernah ribut kalau siswa kita suka menyontek, guru tidak mengajar dengan kasih sayang atau dosen kita tidak mendidik dengan ikhlas, dan sebagainya

KONSEP PENDIDIKAN DI INDONESIA
Ki Supriyoko mengajak kembali ke pendidikan Indonesia , pendidikan konsepsi Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.Pendidikan itu harus berlangsung dalam suasana keluarga dengan pendidik sebagai orang tua dan anak didik sebagai anak.
Pendidikan dilaksanakan dengan rasa kasih sayang (love), keikhlasan ( sincerely ) , kejujuran (honestry), keagamaan (spiritual), dan suasana kekeluargaan (family atmosphere).Moral pendidik bukanlah pegawai pemerintah atau yayasan, tetapi orang tua yang mengasuh anaknya.

RASA KASIH SAYANG
Pendidikan dilaksanakan dengan rasa kasih sayang (love), keikhlasan ( sincerely ) , kejujuran (honestry), keagamaan (spiritual), dan suasana kekeluargaan (family atmosphere) itulah yang mestinya kita ributkan atau kita gegerkan karena saat ini sudah mulai hilang.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yang dilaksanakan dengan penuh kasih sayang, (love), keikhlasan ( sincerely ) , kejujuran (honestry), keagamaan (spiritual), dan suasana kekeluargaan (family atmosphere) ini disebut system among.Selanjutnya pendidik yang bias memerankan fungsinya secara baik disebut dengan pamong.

FUNGSI DAN PERAN GURU
Guru atau dosen tidak dibatasi waktu dan tempat dalam mendidik siswa sebagaimana orang tua mendidik anaknya.Pagi hari, siang hari, sore hari, petang hari, bahkan malam hari pun, seorang guru dan dosen harus ikhlas memberi bimbingan kepada siswa.Demikian pula dengan pendidikannya tidak dibatasi di ruang-ruang kelas, tetapi dimana saja seorang guru harus sanggup berperan.Hal seperti inilah yang menghilang dari sistem pendidikan nasional kita.

REFLEKSI
Menerapkan sistem perankingan perguruan tinggi dan sekolah menurut Teori Barat kiranya penting, namun kasih sayang, (love), keikhlasan ( sincerely ) , kejujuran (honestry), keagamaan (spiritual), dan suasana kekeluargaan (family atmosphere) dalam pendidikan jauh lebih penting.
Sudah saatnya kita kembali ke pendidikan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar