Senin, Mei 18, 2009

PAUD

Pendidikan Usia Dini Diabaikan

Proses pembangunan pendidikan di Indonesia selama ini kurang memberikan perhatian pada pendidikan anak usia dini (PAUD), terutama PAUD nonformal. Padahal, PAUD merupakan pendidikan yang sangat penting untuk meletakkan dasar-dasar kecerdasan secara komprehensif.

"PAUD terlupakan. Karena itu, kini saatnya kita menebus kesalahan masa lalu di mana selama puluhan tahun kita mengabaikan PAUD. Baru pada tahun 2000, kita mulai perhatikan PAUD," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo, di sela-sela acara Semiloka Nasional PAUD bertema Investasi Strategis Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Nasional di Masa Mendatang, di Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/11).

Mendiknas mengatakan, pada pembangunan pendidikan masa lalu juga banyak yang terabaikan, yakni, kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, emosional, sosial, estetika, dan kinestika. Karena itu, lanjutnya, pemerintah akan segera membakukan pendidikan PAUD menjadi program formal dalam sistem pendidikan nasional. Menurutnya, usia PAUD adalah usia emas dalam perkembangan seorang anak. Karena 80 persen potensi kecerdasan komprehensif anak dapat dipicu agar berkembang secara pesat dan optimal. Sedangkan, sisanya sebanyak 20 persen dapat dikembangkan setelah usia delapan tahun sampai dengan usia 20 tahun.

Fakta ini, katanya, diperkuat dengan berbagai penelitian longitudinal (tracer studies) yang dilakukan oleh para ahli tentang pentingnya peranan PAUD bagi masa depan seseorang. Anak yang mengikuti PAUD dengan baik akan menjadi orang dewasa yang tangguh kecerdasan, fisik dan mentalnya sehingga bisa menjadi manusia yang kreatif dan produktif serta tinggi tingkat kinerjanya. "Anak yang mengikuti PAUD juga lebih siap mengikuti pendidikan di SD, mencegah putus sekolah dan siap mengikuti pendidikan jenjang berikutnya," katanya.

Meski PAUD menjadi level penting dalam proses pendidikan, Bambang menolak adanya pembelajaran yang memaksa anak-anak usia dini, terutama pelajaran membaca, menulis dan berhitung. Berdasarkan data Depdiknas, dari 28,6 juta anak usia dini, hingga sekarang baru 50,9 persen yang sudah terlayani PAUD baik formal maupun nonformal. Targetnya pada akhir 2009 nanti angka partisipasi kasar PAUD mencapai 53,9 persen.

Sementara itu, Ketua Forum PAUD Ratna Megawangi mengatakan, IQ atau kecerdasan otak seorang anak ternyata tidak banyak menjamin keberhasilan masa depannya. Dalam sejumlah penelitian diperoleh fakta bahwa IQ hanya memberikan kontribusi 20 persen dari keberhasilan seorang manusia. Sedangkan, 80 persen lebih banyak ditentukan oleh kecerdasan emosi (EQ). "Dalam hal ini, EQ ditunjukkan dengan karakter seorang anak," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar